Mig33 Info News

Sabtu, 16 April 2011

Diposting oleh orochiyoyo

Dalam pertemuan ke 4 pada mata kuliah Sistem Informasi Psikologi. Saya mendapat pelajaran baru lanjutan dari tugas sebelumnya tentang PEMETAAN BISNIS PROSES PSIKOTERAPI KE DALAM DESIGN AWAL SISTEM INFORMASI. Bisnis proses yang sebelumnya yaitu : Rapport, Menggali informasi, Menentukan terapi, Melaksanakan terapi, dan terakhir Evaluasi. Nah kali ini saya akan menjabarkan rincian dari bisnis proses masing-masing dengan 6 tahapan, yaitu : case name, pre condition, aktor who initiates, steps, post condition, aktor who benefits.

Saya akan menjabarkan 3 contoh kasus dalam artikel sebelumnya dengan rincian baru :
© Kasus Pertama : Phobia Hewan (zoophobia) – Ulat bulu
© Kasus Kedua : Anoreksia Nervousa (Gangguan makan)
© Kasus Ketiga : Gangguan Depresi

Untuk membaca ketiga rincian pada contoh kasus berikut silahkan klik di sini aja bro


© Kasus Pertama : Phobia Hewan (zoophobia) – Ulat bulu

A. Pendekatan Rapport
1. Case Name : Pendekatan Rapport
2. Pre Condition : Membuat janji dengan klien dan menentukan waktu yang tepat
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. menanyakan nama klien
b. menanyakan kondisi klien
c. menanyakan hobi klien
5. Post Condition : Menggali informasi subjek
6. Aktor Who Benefit : Ferry ( klien )

B. Menggali informasi subjek
1. Case Name : Menggali informasi subjek
2. Pre Condition : Menanyakan alasan mengapa klien menemui terapis
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. memulai pertanyaan terbuka secara mendalam tentang rasa takut yang di hadapinya
b. merekam informasi yang di katakan klien dalam tape recorder
5. Post Condition : Menentukan Terapi
6. Aktor Who Benefit : Ferry ( klien )

C. Menentukan Terapi
1. Case Name : Menentukan Terapi
2. Pre Condition : Mengetahui informasi yang didapatkan dari klien tentang rasa takutnya terhadap ulat bulu. Maka klien dapat di kategoriknan bahwa ia mengalami Zoophobia, dimana ketika klien menghadapi stimulus (ulat bulu) ia akan menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. klien dibantu melalui Prosedur Desentisasi Sistematis
b. didahului dengan Hierarki Kecemasan.
5. Post Condition : Melaksanakan Terapi
6. Aktor Who Benefit : Ferry ( klien )

D. Melaksanakan Terapi
1. Case Name : Melaksanakan Terapi
2. Pre Condition : Terapis membutuhkan ruangan yang nyaman dan tidak bising
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. terapis membantu klien menyusun suatu hierarki dari mendengar cerita mengenai ulat bulu (ringan) sampai dengan ketika klien menghadapi ulat bulu tersebut (berat).
b. setelah hierarki tersusun, prosedur desentisasi dimulai. Klien duduk dengan mata tertutup di kursi yang nyaman dengan terapis menguraikan situasi yang tidak membuatnya begitu mencemaskan
c. Jika klien dapat membayangkan dirinya berada dalam situasi tersebut tanpa adanya ketegangan otot yang meningkat, terapis akan melanjutkan hal atau situasi lain yang sudah tersusun dalm hierarki
d. Jika klien mengalami kecemasan pada saat membayangkan suatu situasi dengan tingkat tertentu, maka klien dilatih untuk mengkonsentrasikan pada situasi rileks, sehingga dengan melakukannya berkali-kali kecemasan klien akan dapat di netralkan.
5. Post Condition : Evaluasi
6. Aktor Who Benefit : Ferry ( klien )

E. Evaluasi
1. Case Name : Evaluasi
2. Pre Condition : terapis mengutarakan kepada klien melalui record yang telah dicatat sebelumnya oleh terapis mengenai kemajuan apa saja yang klien telah capai dan hal apa saja yang harus diperbaiki klien.
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. harapan awal dari terapi yaitu klien tidak merasakan ketakutan yang irasional terhadap ulat bulu
b. Saat terapi dilakukan, klien mengalami kecemasan ketika mencapai tahap tertentu, terapis mencoba memperhadapkan klien dengan ulat bulu. Maka terapis berusaha membuat klien berkonsentrasi pada situasi rileks, sehingga kecemasan klien netral.
c. Setelah terapi berakhir, maka klien diharapkan untuk dapat menyesuaikan dirinya di luar situasi terapi dan klien dapat menaklukan rasa takutnya pada ulat bulu.
5. Post Condition : Memastikan klien sudah mengalami perubahan yang signifikan.
6. Aktor Who Benefit : Ferry ( klien )


© Kasus Kedua : Anoreksia Nervousa (Gangguan makan untuk menjadi kurus)

A. Pendekatan Rapport
1. Case Name : Pendekatan Rapport
2. Pre Condition : Membuat janji dengan klien dan menentukan waktu yang tepat
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. Menanyakan nama klien dan diajak berbincang-bincang tentang perjalanannya sampai bisa tiba di lokasi.
b. menanyakan kondisi klien.
c. menanyakan hobi klien.
5. Post Condition : Menggali informasi subjek
6. Aktor Who Benefit : Dinda ( klien )

B. Menggali informasi subjek
1. Case Name : Menggali informasi subjek
2. Pre Condition : Menanyakan alasan mengapa klien menemui therapis
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. menanyakan apa inti masalah klien
b. memulai pertanyaan-pertanyaan terbuka secara mendalam tentang anoreksia nervousa
c. merekam informasi yang di katakan klien dalam tape recorder
5. Post Condition : Menentukan Terapi
6. Aktor Who Benefit : Dinda ( klien )

C. Menentukan Terapi
1. Case Name : Menentukan Terapi
2. Pre Condition : Mengetahui informasi yang didapatkan dari klien tentang bagaimana menahan lapar atau sengaja memuntahkan makanan agar tubuh tetap kurus. Maka klien dapat di kategoriknan bahwa ia mengalami anoreksia nervousa, dimana ketika klien mengalami gangguan makan yang berlebihan karena ingin tetap langsing dan seksi, namun ia setelah makan langsung memuntahkannya kembali agar badannya tetap langsing.
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. Psikoterapi suportif-ekspresif dinamik yaitu salah satu bentuk terapi dimana klien di support untuk lebih mencintai tubuh aslinya dan lebih ke arah meyakinkan klien untuk tetap berada atau lebih menerima tubuh aslinya.
b. Terapi strategi kognitif dan interpersonal digunakan untuk menggali masalah lain yang berhubungan dengan gangguan.
c. Terapi keluarga digunakan untuk memeriksa interaksi di antara keluarga dan kemungkinan tujuan sekunder dari gangguan tersebut bagi klien.
5. Post Condition : Melaksanakan Terapi
6. Aktor Who Benefit : Dinda ( klien )

D. Melaksanakan Terapi
1. Case Name : Melaksanakan Terapi
2. Pre Condition : Terapi dapat dilaksanakan dilaksanakan di rumah klien (terapi keluarga).
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. memeriksa interaksi di antara keluarga
b. mengecilkan kemungkinan tujuan sekunder gangguan makan bagi klien
c. mengajarkan kepada klien tentang tata pola makan yang teratur
5. Post Condition : Evaluasi
6. Aktor Who Benefit : Dinda ( klien )

E. Evaluasi
1. Case Name : Evaluasi
2. Pre Condition : terapis mengutarakan kepada klien melalui record yang telah dicatat sebelumnya oleh terapis mengenai kemajuan apa saja yang klien telah capai dan hal apa saja yang harus diperbaiki klien.
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. harapan awal dari terapi yaitu klien tidak merasakan ketakutan lagi akan tubuhnya yang tiba tiba menjadi gemuk dan tidak seksi lagi.
b. Saat terapi dilakukan, klien mengalami kecemasan ketika setelah makan, terapis mencoba memberitahu agar tidak dimuntahkan kembali. Maka terapis berusaha membuat klien berkonsentrasi pada situasi rileks, sehingga kecemasan klien netral.
c. Setelah terapi berakhir, maka klien diharapkan untuk dapat menyesuaikan dirinya di luar situasi terapi dan klien dapat menaklukan rasa takutnya akan tubuh gemuk karena makan yang tidak teratur.
5. Post Condition : Memastikan klien sudah mengalami perubahan yang signifikan.
6. Aktor Who Benefit : Dinda ( klien )


© Kasus Ketiga : Gangguan Depresi

A. Pendekatan Rapport
1. Case Name : Pendekatan Rapport
2. Pre Condition : Membuat janji dengan klien dan menentukan waktu yang tepat
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. Menanyakan nama klien dan diajak berbincang-bincang tentang perjalanannya sampai bisa tiba di lokasi.
b. menanyakan kondisi klien.
c. menanyakan tentang hal hal yang di sukai klien
5. Post Condition : Menggali informasi subjek
6. Aktor Who Benefit : Winardi ( klien )

B. Menggali informasi subjek
1. Case Name : Menggali informasi subjek
2. Pre Condition : Menanyakan alasan mengapa klien menemui therapis
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. menanyakan mengenai apa yang menjadi penyebab atau melatar belakangi gangguan depresi
b. menanyakan sejak kapan klien merasa telah mengalami gangguan depresi
c. menanyakan sampai sejauh mana gangguan itu dirasakan oleh klien, apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami situasi tersebut
5. Post Condition : Menentukan Therapi
6. Aktor Who Benefit : Winardi ( klien )

C. Menentukan Terapi
1. Case Name : Menentukan Terapi
2. Pre Condition : Mengetahui informasi yang didapatkan dari klien tentang hal yang membuat klien sangat sedih dan frustasi. Maka klien dapat di kategoriknan bahwa ia mengalami gangguan depresi, dimana ketika klien menghadapi perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
memberikan terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, klien belajar bagaimana cara menyadari dan memperbaiki pikiran-pikiran negatif yang otomatis ini. Seiring waktu, klien akan bisa menemukan dan memperbaiki keyakinan-keyakin salah yang memicu depresinya.
5. Post Condition : Melaksanakan Terapi
6. Aktor Who Benefit : Winardi ( klien )

D. Melaksanakan Terapi
1. Case Name : Melaksanakan Terapi
2. Pre Condition : klien akan diajak untuk memecahkan masalah-masalah menjadi beberapa bagian
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. mengajarkan dan mengenalkan kepada klien alat-alat yang digunakan dalam terapi
b. kemudian, diantara sesi, klien akan diminta mengerjakan tugas dan aktivitas tertentu
c. tugas ini akan membantu klien mempelajari cara memecahkan masalah tertentu dalam kehidupan
d. klien diminta membuat perubahan kecil dalam hal pola pikir dan tingkah laku setiap hari
e. kemudian, seiring waktu, perubahan-perubahan kecil ini akan memicu perbaikan mood dan penampilan yang akan bertahan selamanya.
5. Post Condition : Evaluasi
6. Aktor Who Benefit : Winardi ( klien )

E. Evaluasi
1. Case Name : Evaluasi
2. Pre Condition : mencoba memberi interpretasi atas informasi yang diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan perilaku klien.
3. Aktor Who Initiates : Satria.P.R ( terapis )
4. Step :
a. harapan awal terapi berhasil atau klien dapat menghilangkan depresi.
b. setelah dilakukan terapi, subjek dapat mengurangi perilaku-perilaku yang menunjukkan tanda-tanda depresi.
5. Post Condition : Memastikan klien sudah mengalami perubahan yang signifikan.
6. Aktor Who Benefit : Winardi ( klien )

Artikel ini di susun oleh Satria Puja Rhama 4 PA 02

Artikel terkait mengenai tugas soft skill Sistem Informasi Psikologi :
1. Peranan TI Dalam Dunia Psikologi
2. Bisnis Proses Psikologi & Psikoterapi
3. Rincian Bisnis Proses Psikoterapi

0 komentar:

Posting Komentar

Administrator
Foto saya
Satria.P.R Universitas Gunadarma (PSIKOLOGI S1) Tester Lab Psikologi test pauli and rorschach My Home in BOGOR and Me has Fiance With Putri Anindah. Join and Chat on My Room "Anime people" With Share All About Info, Tips, Trik Mig33 Others Laugh Every Day and Have Fun People.
Orochiyoyo
Download Tools Mig33

Download Tools Mig33 For PC

Comment

ShoutMix chat widget
Translator
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Rss Site Update

SMS Gratis Ke Semua Operator

Info Update Berita Terkini

Download Software PC

Mig World
Blog Archive
free counters
Friend Link